BAB
I
PENDAHULUAN
Istilah
purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang.
Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement
is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or
services.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan
barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan
perolehan barang atau jasa. Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum
pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the
organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang
lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam
proses produksi organisasi.
Berikut
adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The
role of purchasing function is to make materials and parts of the right
quality, and quantity available for use by operations at the right time and at
the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran
fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang
tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang
tepat dan tempat yang tepat.
5.1 Proses Keputusan Membeli
Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya
konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi
dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan
keputusan sendiri
1
2
merupakan
sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian,
konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya
akan dijelaskan mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi
pengertian proses pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan
keputusan membeli, tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta
faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
A. Pengertian
proses pengambilan keputusan membeli
Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan
keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan keputusan membeli merupakan keputusan
konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di
mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan
dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa
proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan
pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan
keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya
(Setiadi, 2003). Sementara Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa keputusan
sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan kata lain ketersediaan
pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian diatas, maka proses pengambilan keputusan membeli yang
dipakai dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Engel
(1995) yakni proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan
konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Selanjutnya
akan dibahas mengenai tahapan-tahapan dalam membeli
.
B. Tahapan-tahapan
dalam proses pengambilan keputusan membeli
Proses
pengambilan keputusan menurut Engel, Blackwell & Miniard (1995) meliputi 6 tahap
yaitu:
1. Pengenalan
kebutuhan.
Proses pengambilan keputusan dimulai dengan
pengenalan kebutuhan yang didefinisikan sebagai perbedaan atau ketidaksesuaian
antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya, yang akan
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Proses membeli diawali dengan
adanya kebutuhan. Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang
sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Pengenalan kebutuhan pada
hakikatnya tergantung pada banyaknya ketidaksesuain antara keadaan aktual
dengan keadaan yang diinginkan. Jika ketidaksesuaian melebihi tingkat atau ambang
tertentu kebutuhan pun akan dikenali. Misalnya seorang yang lapar (keadaan aktual)
dia ingin menghilangkan perasaan itu (keadaan yang diinginkan) akan mengalami pengenalan
kebutuhan jika ketidaksesuaian diantaranya cukup besar. Hasil pengenalan kebutuhan
akan mendorong organisme berperilaku lebih jauh untuk pemecahan masalah jika
kebutuhan yang dikenali cukup penting dan pemecahan kebutuhan tersebut dalam batas
kemampuannya.
2. Pencarian
informasi.
Setelah kebutuhan dikenali, selanjutnya adalah
pencarian internal ke memori untuk menentukan solusi yang memungkinkan. Jika
pemecahannya tidak diperoleh melalui pencarian internal, maka proses pencarian
difokuskan pada stimuli eksternal yang relevan dalam menyelesaikan masalah
(pencarian eksternal). Pencarian informasi ditentukan oleh situasi, produk,
pengecer dan karakteristik konsumen (pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan
sikap, serta karakteristik demografi).
3
4
3. Evaluasi
alternatif.
Setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang
jawaban alternatif terhadap suatu kebutuhan yang dikenali, maka konsumen
mengevaluasi pilihan serta menyempitkan pilihan pada alternatif yang
diinginkan.
4. Pembelian.
Konsumen melakukan pembelian yang nyata berdasarkan
alternatif yang telah dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai
apa yang dibeli, keputusan membeli atau tidak, waktu pembelian, dimana dan
bagaimana cara pembayarannya.
5. Konsumsi.
Pada tahap ini, konsumen menggunakan alternatif
dalam pembelian. Biasanya tindakan pembelian diikuti oleh tindakan mengkonsumsi
atau menggunakan produk.
6. Evaluasi
setelah pembelian.
Proses pengambilan keputusan tidak berhenti pada
pengkonsumsian, melainkan berlanjut ke evaluasi produk yang dikonsumsi, yang
mengarah pada respon puas atau tidak puas. Setelah melakukan pembelian,
konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan
harapan segera sesudah digunakan.
Loudon
dan Bitta (1993) mengatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen dapat digeneralisasikan
menjadi model pemecahan masalah konsumen yang terdiri atas 4 tipe aktifitas
dasar dalam proses membeli, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi dan evaluasi,
keputusan membeli, serta perilaku setelah pembelian. Selanjutnya akan diuraikan
mengenai tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli.
C. Tingkatan
dalam proses pengambilan keputusan membeli
Engel dkk (1995) menjelaskan tingkatan dalam proses
pengambilan keputusan lebih terperinci menjadi 3 tingkatan dalam suatu kontinum
yaitu:
a.
Pengambilan Keputusan Diperluas
Pada
pengambilan keputusan diperluas, konsumen terbuka pada informasi dari berbagai sumber
dan termotivasi untuk membuat pilihan yang tepat. Pengambilan keputusan ini meliputi
proses yang melibatkan pencarian informasi internal maupun eksternal yang intensif,
diikuti oleh evaluasi yang kompleks atas sejumlah besar alternatif yang
tersedia. Keenam tahapan proses pengambilan keputusan di ikuti meskipun tidak
berurutan dan akan banyak alternatif yang di evaluasi. Jika hasil yang
diharapkan terpenuhi, maka keputusan ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi pada
orang lain dan keinginan untuk membeli kembali. Sejalan dengan Engel, Solomon
(2004) mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan diperluas, pada tahap
pencarian informasi, konsumen terbuka pada sumber informasi yang berbeda,
menggunakan banyak kriteria alternatif yang di evaluasi, mengunjungi berbagai
toko-toko dan sering melakukan komunikasi dengan penjual ketika melakukan
pembelian.
b.
Pengambilan Keputusan Antara
Pengambilan
keputusan ini berada diantara kedua titik ekstrim yaitu pengambilan keputusan
diperluas dan pengambilan keputusan terbatas. Tahap pencarian informasi dan evaluasi
alternatif juga dilakukan oleh konsumen tetapi intensitasnya terbatas.
c.
Pengambilan Keputusan Terbatas
Pengambilan
keputusan terbatas meliputi pencarian informasi secara internal maupun eksternal
terbatas, sedikit alternatif, aturan pengambilan keputusan sederhana atas sejumlah
kecil atribut, dan evaluasi purna pembelian yang rendah. Disini konsumen menyederhanakan
proses dan mengurangi jumlah dan variasi dari sumber informasi alternatif serta
kriteria yang digunakan untuk evaluasi. Pilihan biasanya dibuat dengan mengikuti
aturan yang sederhana seperti membeli merek yang dikenal atau membeli dengan
memilih harga yang termurah ataupun untuk mencoba yang baru sehingga mengarah
pada ganti-ganti merek. Pencarian yang ekstensif dan evaluasi alternative dihindari
karena proses pembelian diasumsikan sebagai hal tidak penting bagi konsumen. Solomon (2004) menambahkan bahwa dalam
pengambilan keputusan terbatas
konsumen tidak menggunakan pencarian informasi secara
5
6
eksternal
serta menggunakan waktu berbelanja yang terbatas dan pemilihan produk
dipengaruhi oleh apa yang dipajang di toko ketika melakukan pembelian.
Pengambilan keputusan dalam membeli dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
Terdapat
5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
1. Motivasi
(Motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi
(Perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalaman terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan
sikap (Attitude Formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang
yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi
(Integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan
respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk
membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
5. Pembelajaran
(Learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli
produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternative dalam pembelian selanjutnya.
5.2
Memilih Alternatif Terbaik
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai padakeputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
A. Konsep Keputusan Keputusan
adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila
seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi
memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang
mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses
pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan
yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk
atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini;
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin. Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari. Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku . Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. 7
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin. Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari. Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku . Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. 7
8
Mulai dari sadar akan kebutuhan,
motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan
alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk
membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat
mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang
signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
B. Aspek-aspek pemilihan keputusan
: Produk yang murah - Produk yang lebih
mahal Pembelian yang sering - Pembelian yang
jarang Keterlibatan rendah - Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek
kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal Pembelian dengan
pertimbangan dan - Pembelian dengan pertimbangan pencarian yang kurang matang - dan pencarian
intensif
5.3
Memilih Sumber-Sumber Pembelian
Jika bahan atau persediaan yang sedang dimintakan bukan
barang yang baru, maka karyawan pembelian akan memeriksa file atau catatan mereka tentang semua pemasok berkenaan dengan
permintaan seperti itu, kalau tidak, mereka perlu memeriksa halaman kuning atau
internet atau beberapa kemungkinan sumber lain untuk mencari pemasok baru. Pemilihan Sumber yang Tepat Begitu penawaran harga diterima, para
pemasok kemudian akan dievaluasi. Kriteria evaluasi mencakup sebagai berikut:
•
Penawaran harga
•
Spesifikasi
•
Kemampuan pengiriman
• Sifat bisa dipercaya dan diandalkan
pemasok
•
Reputasi pemasok
•
Kemungkinan potongan partai besar
• Kemungkinan
menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Pemilihan pemasok yang layak bergantung kepada jenis barang dan pentingnya barang yang sedang diusahakan.
Pemilihan pemasok yang layak bergantung kepada jenis barang dan pentingnya barang yang sedang diusahakan.
9
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh Kasus : “Analisis factor pribadi yang mempengaruhi
pembelian mobil kijang di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang”
Konsumen dalam pemilihan produk mobil tidak hanya melihat
kualitas dan mereknya saja, mereka juga memperhatikan jenis dan harganya. Maka
perlu mengetahui perilaku konsumen terhadap keputusan dalam pembelian mobil,
Berdasarkan hal tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah
variabel siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian
berhubungan secara nyata dalam pembelian mobil Kijang di Kelurahan Dinoyo
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ? (2) Diantara variabel-variabel diatas mana
yang paling berhubungan dalam keputusan pembelian mobil Kijang ?. sedangkan
penelitian dibatasi pada perilaku konsumen utamanya pada faktor pribadi yang
terdiri variabel usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadiaan dan konsep diri yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
mobil kijang. Tujuan Penelitian tersebut adalah (a) Untuk mengetahui apakah
faktor pribadi berhubungan dengan konsumen pada pembelian mobil merk toyota
kijang. (b) Untuk mengetahui variabel apa yang paling berhubungan dalam membeli
mobil toyota kijang.
Penelitian dilakukan di kelurahaan Dinoyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang dan tergolong dalam jenis penelitian survey, data yang
digunakan adalah Data primer dan sekunder Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen yang telah membeli mobil kijang di Kelurahan Dinoyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang berjumlah 48 responden. Sehingga bisa dikatakan
penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi dengan teknik total sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan 10
11
data
dengan cara interview dan penyebaran quisioner. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (1) Analisis Kualitatif berupa deskriptif dan (2)
Aalisis Kuantitatif dengan metode chi
square.
Hasil
perhitungan dapat ditarik kesimpulan (1) Diperoleh nilai Chi-Square pada
variabel Siklus hidup, Pekerjaan, Keadaan ekonomi, Gaya hidup, dan Kepribadian
mempunyai nilai Chi-Squarehitung > Chi-SquareTabel sehingga variabel siklus
hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian berpengaruh
signifikan dalam pembelian mobil toyota kijang di Kelurahan Dinoyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang. (2) Dengan menggunakan koefisien kontingensi diketahui
bahwa variabel yang mempunyai hubungan kuat dalam pembelian mobil adalah
variabel Keadaan ekonomi. Sedangkan variabel Siklus hidup, Pekerjaan, Gaya
hidup dan Kepribadian dalam pembelian mobil kijang juga mempunyai hubungan yang
sedang. (3) Dari kelima variabel diatas yang mempunyai nilai Cramer’s V
terbesar adalah variabel Keadaan ekonomi (X3) sehingga variabel tersebut yang
paling dominan dalam mempengaruhi pembelian mobil kijang.
BAB
III
PENUTUP
Brown
dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan
sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation
(production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa
pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi. Pengambilan
keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap,
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum
pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian
(Engel,1995).