Minggu, 28 Oktober 2012

Bisnis dan Etika


BISNIS DAN ETIKA
Sebagaian orang berpendapat kalau bisnis dan etika tidak punya kaitan sama sekali. bisnis jika terlalu banyak mementingkan etika akan semakin jauh tertinggal dengan kompetitor. pernyataan ini jelas sangat salah. bayangkan saja bila satu perusahaan melakukan banyak cara yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyrakat, bahkan cenderung tidak disukai masyarakat, hal tersebut akan berdampak turunnya citra perusahaan di mata masyarakat sebagai konsumen. imbasnya konsumen tidak akan melakukan transaksi ekonomi dengan perusahaan tersebut. bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dirasa baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis. banyak perusahaan yang mampu berkembangan pesat ketika menjalankan bisnis dengan beretika, memiliki nilai, dan norma pada para pihak yang memiliki kepentingan dengannya.

1.    Mitos Bisnis Amoral        
     Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tiak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
-     Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat.
-         Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi).
-          Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas.
-          Etika harus dibedakan dari ilmu empiris.
-      Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.

2.      Keuntungan dan Etika                                                                                                  
      Beberapa argument yang dapat diajukan untuk menunjukkan bahwa justru demi memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan, sangat relevan, dan mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis dewasa ini.
·         Pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang professional dibidanngnya.
·         Pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja.
·         Dalam system pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pihak dijamin, para pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah.
·       Perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk diekploitasi demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya
3.      Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis                                                                                       
      Tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis :                                                                          
      A.Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.                                                    
    B.Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat luas pemilik asset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar atau praktek bisnis siapa pun juga.                                   
     C.Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.

4.      Prinsip-prinsip Etika Bisnis                                                                                          
      Beberapa prinsip umum dalam etika bisnis antara lain:
-          Prinsip Otonomi, Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan  bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
-     Prinsp Kejujuran, Prinsip ini merupakan prinsip paling problematic karena masih banyak pelaku bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya pada tipu-menipu atau tindakan curang.
-       Prinsip Keadilan, Yaitu menuntut setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
-    Prinsip Saling Menguntungkan, Yaitu menuntut agar setiap bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
-    Prinsip Integritas Moral, Yaitu dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
5.       Etos Bisnis                                                                                                                                
     Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam    suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.

6.      Relativitas Moral dalam Bisnis                                                                                             
      Tiga pandangan yang dianut, yaitu:                                                                                            
     a. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.                                     
     b. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.                                                             
     c. Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.

7.     Kelompok Stakeholders  
      Ada 2 kelompok stakeholder diantaranya :                                                                                         
    A. Kelompok Primer, Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.                                                                             
     B.  Kelompok Sekunder, Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung, dan masyarakat.

     Sumber : DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar