Rabu, 21 September 2011

Sang Pecundang


By : Nurlia
#Cerpen#
SANG PECUNDANG
Ami menghela napas tak mengerti melihat sosok Hans di perpustakaan. Semula ami ingin mengundurkan diri untuk masuk tapi dalam hati kecilnya ia ia tidak mau dikatakan sebagai seorang pengecut.
Gadis itu masuk dengan langkah ringan berusaha menata detak jantungnya agar tidak terlihat seperti orang yang sedang gugup. Hans tersenyum melihat kedatangannya
“ aku tau kamu pasti kesini “, kata Hans.
“ semua teman-teman tahu aku selalu keperpustakaan sepulang sekolah
mencariku?untuk apa? Jawab Ami
“ cuma ingin mengobrol denganmu,boleh tidak?”
Ami menggeleng tak habis fikir, inikan perpustakaan bukan tempat untuk mengobrol.
Hans nyengir “ kalau begitu ku ganti, aku ingin melihatmu.
“ Ami pun menanggapinya dengan tampang yang sinis.
Ternyata Hans ingin menagih jawaban dari ku atas ajakannya 3 hgari yang lalu.
“ ooh…,” Ami pura-pura baru ingat, padahal ia sudah menebak sejak awal “.
Bagaimana kau bersedia? tanya Hans
“ Ami pun meminta waktu lagi untuk menjawabnya dan Hans tampak sangat kecewa sekali..
“ aku berjanji besok aku benar-benar akan kasih jawaban kepadamu. “ Hans bertanya untuk meyakinkan Ami dan Ami pun setuju pada pertanyaan Hans. Hans pun pergi Ami tersenyum tipis mengamati punggung Hans yang terus menjauh.
Hans Wiliam seorang semifinalis coverboy sebuah majalah dijakarta. Terlahir dikeluarga berada dan memenuhi syarat untuk menjadi idola kaum wanita.Cowo bermata coklat ini melengkapkan prestasinya dengan satu tambahan gelar playboy ever.
Jujur, Ami tidak pernah perduli. Mereka memang selevel, hanya saja beda kelas. Semua siswi dikelasnya selalu berharap untuk dapat menjadi pacarnya Hans. Cuma Ami yang tidak diajak bergosip, karena dianggap jauh berbeda dan pasti tidak menarik perhatian Hans.
Ami sangat sering menerima ejekan dari teman-teman sekelasnya. Dan tanpa itupun Ami sudah mengerti siapa dia dirinya itu.. Tak perlu tersinggung karena itu semua benar, tidak perlu bersedih karena Hans bukan tipe cowok idamannya.
Tapi dia jadi kelabakan karena tersiar kabar….dia jadi target Hans,berikutnya! ih…waw…..
Kabar itu sangat cepat menyebar sampai satu sekolah pun tahu berita itu, dalam sekejap Ami dipelototi banyak cewek ( yang merasa dirinya cantik gitu loh….!!! ), Ami pura-pura buta, pura-pura tuli , namanya juga hanya sekedar gosip belaka biarin ajah lah bahkan Ami pun cuek.
Sayangnaya, itu bukan sekedar gosip. Hari esoknya Hans memutuskan pacarnya yang terakhir, dan mulai terlihat mengikutinya kemanapun dia pergi penuh makna, menebar senyum menggoda layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Hoalah senengnya….!!!!
Puncaknya terjadi 3 hari silam, ketika Hans menghadangnya di perpustakaan. Tanpa basa basi ia berkata,
“ Ami aku ingin kita resmi jadian, apakah kamu bersedia kencan denganku sabtu ini ?
“ gimana enggak kaget tuh, Hans menembak langsung didepan beberapa pengunjung perpus, karena takut semakin menjadi pusat perhatian, Ami pun bersuara,
“  Akan ku jawab 3 hari lagi “ jawab Ami
“ baiklah akan ku tunggu “ Hans pun menjawabnya
Hari-hari sesudahnya Ami dicegat oleh penggemar Hans dan Ami pun hanya bisa diam saja. Hari ini adalah jadwal yang ditentukan untuk memberi jawaban. Mereka beraada di samping Lab Bahasa.
“ bagaimana Ami kau bersediakah? “ cecer cowo itu tanpa basa-basi
Ami tak segera menjawab. Betapa anehnya Hans tidak punya dasar dalam berpacaran.
“ maaf aku tidak bisa “. Tegas Ami Hans pun terdiam.  “apa??” coba ulang?” .
“ aku tak ingin jadi pacarmu Hans, maafkan aku ya” . Hans masih bingung baru kali ini ia ditolak oleh cewe. Padahal Ami tidak cantik seperti gadis-gadis lain yang mengejarnya. Ami menggangap Hans hanyalah seorang pecundang yang hanya bergantung pada nasib baik dan keberuntungan saja. Hans tidak sadar, ketampanan dan kekayaan bukanlah segalanya Hmmm……Hans Wiliam yang malang.
-Selesai_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar